Langsung ke konten utama

Salam Terakhir

Pejalanan pekan lalu masih megungatkanku pada bayangan di tepi jalan itu saat kita berhenti sejenak untuk beristirahat. Melamunkan yang telah usai.
Malam yang larut dan perbincangan di malam itu ternyata perbincangan terakhir. 
Seorang laki-laki itu berpesan "Jangan marahi adeknya, adenya di jaga, disayang, diemong. Sampean wis tambah pinter"
"Iya, tapi nanti buatin lemari yang kaya olimpic itu ya pak, biar bisa belajar sendiri, punya tempat buku sendiri, biar bagus pokoknya" kataku.
"Iya. Pokok pinter nanti balak buatkan. Adeknya dijaga, gak boleh nakal, manut mamaknya"kata lelaki itu.
Malam sudah semakin larut dan mulai berganti pakaian kemudian tidur bersama lelaki paruh baya itu.
Perempuan munggil yang manis tidak menyadari bahwa itu pertemuan terakhirnya. 
Pagi bangun ksiangan dan semua terburu-buru. Perempua  mungil berangkat ke sekolah dan lelaki paruh baya itu berangkat kerja, karena menunggu temanya lama akhirnya lelaki itu menyiapkan apa yang mau di bawa. Jam 08.00 wib di hari kamis. Lelali mulai memakai helm dan duduk di belakang temannya yang membawa motor. Saat itu anak lelaki yang berusia 1 tahun 3 bulan lebih melambaikan tangan. Tak ada perasaan apapun dan si ibu juga salim sebelum suaminya itu pergi bekerja. 
Tanpa di sadari itu adalah tatapan terakhir dan pamitan terakhir lelaki paruh baya itu

.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUCENG, NASI BIASA YANG TIDAK BIASA

“ BUCENG, NASI BIASA YANG TIDAK BIASA” Melestarikan budaya nenek moyang? Sebuah pertanyaan yang tidak setiap orang mampu untuk menyikapi dengan benar. Lestarikan budaya nenek moyang, nyengkuyung budaya Jawi. Berbagai tanda dan tanya bergejolak dalam hati saya ketika muncul kata “Bucengan”. Tidak setiap teman mahasiswa mampu menjawab pemahaman makna kata dan simbul kebermaknaannya, baik verbal maupun makna nonverbal. Bahkan mungkin jika saya juga menanyakan kepada masyarakat lokal tertentu, kenyataannya kebermaknaan bucengan ini tidak akan mendapatkan jawaban yang memuaskan. Di balik sesuatu yang maujud (nyata oleh mata) ada makna mendasar yang tersimpan dan memancarkan kekuatan batin berupa doa. Kembali terngiang dalam benak saya, pernyataan dari pembimbing akademis saya, Bapak Saptono Hadi, M.Pd. Selanjutnya, kembali sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada saya, “Sudah berapa lama kamu mengenal tumpeng dan buceng? Berapa banyak variasi tumpeng dan buceng yang pernah k...

KEGIATAN PENGAJARAN MENULIS PADA ANAK DISLEKSIA DALAM (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK)

   ALFIN LULUK KAMALIA  PROF. DR. SUSILO, S.Pd., M.Pd   Kemampuan bahasa merupakan prasyarat untuk memnuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Dewasa ini kita sering melihat anak-anak mengalami kesulitan belajar. Realitas di lapangan, kesulitan tidak hanya dialami oleh siswa berkemampan rendah saja, akan tetapi juga dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik sesuai dengan harapan. Kemampuan berbahasa anak dapat ditunjang oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut yang paling dominan mempengaruhi kemampuan berbahasa anak adalah faktor kesehatan. Faktor kesehatan dalam hal ini khususnya adalah kesehatan otak. Apabila seorang mengalami gangguan atau penyakit maka dapat dipastikan kemampuan dalam berbahasa juga akan menurun dan bahkan tidak mampu menguasai bahasa sama sekali. Bentuk dari gangguan dalam kemampuan memperoleh serta mempro...